Rabu, 26 Agustus 2009
"Fleet Review" Bukti Negara Maritim
Rusia Gelar Sistem Pertahanan Rudal Dekat Korut
Jumat, 12 Juni 2009
PENGERTIAN REMUNERASI
Sistem remunerasi juga merupakan proyek percontohan bagi peningkatan kesajahteran seluruh pegawai negeri sipil dan TNI/Polri pada waktunya nanti. Karena keterbatasan anggaran maka dipilihlah tiga lembaga/departemen yang dianggap sangat strategis untuk percontohan itu. Seperti, Depkeu yang sehari-harinya mengurusi uang negara, BPK sebagi pemeriksa keuangan negara, dan MA sebagi penjamin kepastian hukum yang adil, bersih dan berwibawa.
Maka apabila percontohan itu gagal dalam pengertian kinerja birokrasi tidak seperti yang diharapkan setelah diremunerasi bisa saja proyek itu tidak dilanjutkan di kemudian hari. Karena akan ada kesimpulan bahwa bagus dan tidaknya kinerja pegawai ternyata bukan hanya faktor kesejahteraan tetapi soal mentalitas, SDM yang lemah dan sebagainya.
Remunerasi
Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaannya di dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi kelangsungan hidup perusahaan.
Secara teoritis dapat dibedakan dua sistem remunerasi, yaitu yang mengacu kepada teori Karl Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik. Kedua teori tersebut masing-masing memiliki kelemahan. Oleh karena itu, sistem pengupahan yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua sistem tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupun pola yang dapat berlaku umum. Yang perlu dipahami bahwa pola manapun yang akan dipergunakan seyogianya disesuaikan dengan kebijakan remunerasi masing-masing perusahaan dan mengacu kepada rasa keadilan bagi kedua belah pihak (perusahaan dan karyawan).
Besarnya tingkat remunerasi untuk masing-masing perusahaan adalah berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya, yaitu permintaan dan penawaran tenaga kerja, kemampuan perusahaan, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besar kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan pemerintah, dan biaya hidup.
Dilihat dari sistemnya pembelian remunerasi dapat dibedakan atas prestasi kerja, lama kerja, senioritas atau lama dinas, kebutuhan, dan premi atau upah borongan
Kejagung, TNI dan Polri Dapat Remunerasi di 2010
Hal ini dikatakan oleh Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta ketika ditemui di kantor Menteri Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Rabu (15/4/2009).
"(Program remunerasi) 2010 kita akan mulai untuk TNI, Polri dan Kejagung. Tiga lembaga itu yang akan jadi prioritas baru diikuti K/L (Kementerian/Lembaga), tapi itu juga akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita," katanya.
Tapi Paskah belum bisa menyebutkan besaran dana yang disiapkan untuk membiayai program remunerasi di tiga institusi tersebut. "Kita sudah siapkan programnya, jumlahnya nanti dulu sedang di-exercise," kata dia.
Dikatakan Paskah setelah program remunerasi dijalankan di MA, Depkeu dan BPK pemerintah berencana untuk menerapkan program tersebut di setidaknya terdapat 70 K/L.
Dalam rancangan besar pemerintah, terdapat rencana program reformasi birokrasi periode 2007-2025, dan remunerasi atau perbaikan struktur gaji merupakan salah satu poinnya.
Pemerintah bahkan menyediakan anggaran 1,46 triliun rupiah pada 2007 dan sekitar 6 triliun rupiah pada tahun 2008 untuk penataan struktur remunerasi tersebut.
Dalam reformasi birokrasi di K/L, pemerintah juga menerapkan sistem insentif kinerja dengan pemberian reward and punishment.
Paskah juga menambahkan di 2010 gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga akan naik. "Dipastikan akan dinaikkan, tapi belum ada angkanya, masih diexercise. Pokoknya tingkat kesejahteraan masyarakat akan ditingkatkan," pungkasnya.
(Dikutip dari detikFinance)
Remunerasi Polisi Naik 50 Persen 1 April
"Kenaikannya sekitar 50 persen, disesuaikan dengan kinerjanya," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira saat dihubungi detikcom, Rabu (11/3/2009) malam.
Abubakar mengatakan, peningkatan remunerasi atau upah kerja para anggota polisi itu bervariasi dan didasarkan pada bidangnya. "Kalau bintara yang tadinya terima Rp 2 jutaan, kenaikannya jadi Rp 4 jutaan," kata Abubakar mencontohkan.
Dengan adanya program quick win yang diciptakan untuk meningkatkan kinerja Polri ini, Abubakar berharap bisa memicu para anggota polisi dalam melakukan tugasnya. Remunerasi itu, kata dia, diberikan sebagai hasil dijalankannya satu tahun akselerasi pelayanan Polri terhadap publik.
Secara teknis, penghitungan dilakukan oleh tim penggiat Polri. Hasilnya akan dipaparkan di hadapan tim nasional yang akan mengeceknya secara langsung. "Setelah itu baru diajukan ke Departemen Keuangan," tutupnya.
(Dikutip dari detiknews.com)
Sabtu, 21 Februari 2009
TERORISME DAN TERORISME MARITIM
Let Your Heart be Touch by The TeNIAL,
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996) terorisme adalah "perbuatan kekerasan yang menimbulkan kekacauan dan ketakutan kepada rakyat, terutama berlatar belakang politik". Akhir-akhir ini, selain politik, isu religi dan ideologi juga dianggap dapat menjadi faktor pendorong kegiatan terorisme.
Dalam sidang Dewan Kerjasama Keamanan Asia Pasifik atau Council for Security Cooperation in Asia Pacific (CSCAP), pada bulan Februari 2002, Kelompok Kerja Kerjasama Maritim mengkaji kandungan "maritime terrorism". Pokja ini kemudian membuat batasan sementara bahwa terorisme maritim merupakan kegiatan atau tindakan teroris, di mana :
· kegiatannya dilakukan di lingkungan maritim.
· diarahkan pada kapal/instalasi di lepas pantai atau pelabuhan atau terhadap personel/penumpang.
· ditujukan pada fasilitas atau bangunan di daerah pesisir, termasuk lokasi wisata, pelabuhan serta kota pelabuhan.
Namun demikian, definisi yang digariskan oleh CSCAP dapat dikatakan memberikan celah di mana secara eksplisit membatasi bahwa terorisme maritim hanya menyangkut puncak kegiatan teroris yang di-execute di laut. Sebagai contoh, jaringan teroris yang sedang menyelundupkan senjata atau bahan peledak untuk menghancurkan sebuah gedung kedutaan negara sahabat tidak termasuk ke dalam kategori terorisme maritim karena "tidak diarahkan pada personel, kapal, instalasi lepas pantai serta bangunan di wilayah pesisir". Oleh sebab itu, sudah selayaknya bila terorisme maritim didefinisikan pada suatu tindakan atau kegiatan yang tidak hanya menyangkut aksi-aksi langsung terhadap aspek maritim tetapi segala sesuatu yang terkait dengan terorisme yang dilakukan di, ke dan lewat laut.
Hingga saat ini, serangan teroris yang langsung diarahkan ke ‘sasaran’ di laut dapat dikatakan sangat jarang terjadi. Aksi terorisme maritim yang pernah terjadi adalah pembajakan kapal Achille Lauro, pemboman USS Cole serta peledakan tanker Limburg.
Achille Lauro adalah sebuah kapal pesiar berbendera Italia yang tengah berlayar di lepas pantai Mesir dengan 400 penumpang beserta awak ketika dibajak oleh sekelompok teroris pada tanggal 7 Oktober 1985. AS telah menyiapkan tim SEAL untuk mengambil alih kapal tersebut ketika kawanan pembajak menghentikan drama pembajakan tersebut dan menyerahkan diri kepada aparat keamanan Mesir. Namun ketika Mesir menerbangkan para pembajak ke tempat sesuai tuntutan mereka, F-14 AL AS menyergap pesawat komersial yang ditumpangi para pembajak Achille Lauro dan memaksa pesawat tersebut untuk mendarat di Sicilia. Dalam aksi pembajakan selama dua hari itu, seorang turis warga negara AS yang berusia lanjut menjadi satu-satunya korban.
Kamis, 12 Februari 2009
RENCANA FLEET REVIEW DALAM RANGKA WORLD OCEAN CONFERENCE 2009
Let Your Heart be Touch by The TeNIAL,
World Ocean Conference/ WOC 2009 direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara. Kegiatan ini diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 2500-3000 peserta dari 150 negara, yang terdiri dari para pembuat kebijakan, ilmuwan, industrialis, LSM dan pemangku kepentingan bidang laut lainnya.
Lima topik yang akan dibahas dalam WOC 09 adalah Ocean Impacts On Global Climate Change, Marine Megabiodiversity, Maritime Industries & Services, Marine Hazard Mitigations dan Ocean As The Next Frontier. Sedangkan sasaran WOC 09 adalah memposisikan Indonesia sebagai pemain utama di bidang kelautan tingkat dunia, menjadikan Indonesia sebagai tempat pertemuan-pertemuan kelautan tingkat internasional dan sebagai wahana persiapan apabila Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pertemuan Rio + 20 pada tahun 2012.
Sebagai rangkaian kegiatan dari WOC 09 ini, akan diadakan fleet review kapal-kapal perang Angkatan Laut dunia yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 20 Agustus 2007.
Sebagai salah satu agenda kegiatan yang merupakan rangkaian dari WOC 2009 di Manado, sekaligus dalam rangka memeriahkan dan memperingati ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 64, Pihak Panitia Nasional Penyelenggaraan Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) tahun 2009 mengharapkan agar TNI AL dapat mengorganisir kegiatan Fleet Review sebagai salah satu rangkaian kegiatan WOC 09 dalam event Sail Bunaken 2009.
Event pokok dalam Sail Bunaken 2009 adalah Fleet Review (FR), open ships dan yacht rally, dengan puncak acara adalah Inspeksi Fleet Review oleh Bapak RI-1 pada tanggal 18 Agustus 2009. Direncanakan IFR ini akan dilaksanakan bersama-sama dengan menghadirkan tall ship dan kapal layar (lomba yang menempuh rute Darwin-Malaysia). Dalam FR 2009 ini pelaksanaan dan kesuksesannya akan menjadi tanggung jawab TNI AL. Sedangkan untuk menghadirkan tall ship dan yacht akan dikoordinir langsung oleh Dirjen P2S DKP (Pak Aji Sularso).
Konsep pelaksanaan secara umum:
1) Kapal-kapal perang akan dilegokan di perairan sebelah Barat Daya pelabuhan Bitung, dengan formasi mengikuti nama negara sesuai abjad dan tonase kapal.
2) Pada saat hari H akan dilaksanakan sailing pass di hadapan Presiden RI dan undangan VIP.
3) Saat pelaksanaan inspeksi akan diikuti oleh flying demo pesawat-pesawat TNI AL (seperti heli dan pesud patmar).
4) Kirab kota oleh para ABK kapal perang dan pentas budaya di Manado.
5) Khusus untuk Indonesia disarankan dapat diikuti oleh Taruna AAL, Akademi Maritim dan Organisasi Pelayaran.
6) Kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal perang asing akan disambut dengan KRI yang ditugasi khusus untuk itu.
BY. ME-009