Sabtu, 21 Februari 2009

TERORISME DAN TERORISME MARITIM

Let Your Heart be Touch by The TeNIAL,

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996) terorisme adalah "perbuatan kekerasan yang menimbulkan kekacauan dan ketakutan kepada rakyat, terutama berlatar belakang politik". Akhir-akhir ini, selain politik, isu religi dan ideologi juga dianggap dapat menjadi faktor pendorong kegiatan terorisme.

Dalam sidang Dewan Kerjasama Keamanan Asia Pasifik atau Council for Security Cooperation in Asia Pacific (CSCAP), pada bulan Februari 2002, Kelompok Kerja Kerjasama Maritim mengkaji kandungan "maritime terrorism". Pokja ini kemudian membuat batasan sementara bahwa terorisme maritim merupakan kegiatan atau tindakan teroris, di mana :

· kegiatannya dilakukan di lingkungan maritim.

· diarahkan pada kapal/instalasi di lepas pantai atau pelabuhan atau terhadap personel/penumpang.

· ditujukan pada fasilitas atau bangunan di daerah pesisir, termasuk lokasi wisata, pelabuhan serta kota pelabuhan.

Namun demikian, definisi yang digariskan oleh CSCAP dapat dikatakan memberikan celah di mana secara eksplisit membatasi bahwa terorisme maritim hanya menyangkut puncak kegiatan teroris yang di-execute di laut. Sebagai contoh, jaringan teroris yang sedang menyelundupkan senjata atau bahan peledak untuk menghancurkan sebuah gedung kedutaan negara sahabat tidak termasuk ke dalam kategori terorisme maritim karena "tidak diarahkan pada personel, kapal, instalasi lepas pantai serta bangunan di wilayah pesisir". Oleh sebab itu, sudah selayaknya bila terorisme maritim didefinisikan pada suatu tindakan atau kegiatan yang tidak hanya menyangkut aksi-aksi langsung terhadap aspek maritim tetapi segala sesuatu yang terkait dengan terorisme yang dilakukan di, ke dan lewat laut.

Hingga saat ini, serangan teroris yang langsung diarahkan ke ‘sasaran’ di laut dapat dikatakan sangat jarang terjadi. Aksi terorisme maritim yang pernah terjadi adalah pembajakan kapal Achille Lauro, pemboman USS Cole serta peledakan tanker Limburg.

Achille Lauro adalah sebuah kapal pesiar berbendera Italia yang tengah berlayar di lepas pantai Mesir dengan 400 penumpang beserta awak ketika dibajak oleh sekelompok teroris pada tanggal 7 Oktober 1985. AS telah menyiapkan tim SEAL untuk mengambil alih kapal tersebut ketika kawanan pembajak menghentikan drama pembajakan tersebut dan menyerahkan diri kepada aparat keamanan Mesir. Namun ketika Mesir menerbangkan para pembajak ke tempat sesuai tuntutan mereka, F-14 AL AS menyergap pesawat komersial yang ditumpangi para pembajak Achille Lauro dan memaksa pesawat tersebut untuk mendarat di Sicilia. Dalam aksi pembajakan selama dua hari itu, seorang turis warga negara AS yang berusia lanjut menjadi satu-satunya korban.



Kamis, 12 Februari 2009

RENCANA FLEET REVIEW DALAM RANGKA WORLD OCEAN CONFERENCE 2009

Let Your Heart be Touch by The TeNIAL,

World Ocean Conference/ WOC 2009 direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara. Kegiatan ini diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 2500-3000 peserta dari 150 negara, yang terdiri dari para pembuat kebijakan, ilmuwan, industrialis, LSM dan pemangku kepentingan bidang laut lainnya.

Lima topik yang akan dibahas dalam WOC 09 adalah Ocean Impacts On Global Climate Change, Marine Megabiodiversity, Maritime Industries & Services, Marine Hazard Mitigations dan Ocean As The Next Frontier. Sedangkan sasaran WOC 09 adalah memposisikan Indonesia sebagai pemain utama di bidang kelautan tingkat dunia, menjadikan Indonesia sebagai tempat pertemuan-pertemuan kelautan tingkat internasional dan sebagai wahana persiapan apabila Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pertemuan Rio + 20 pada tahun 2012.

Sebagai rangkaian kegiatan dari WOC 09 ini, akan diadakan fleet review kapal-kapal perang Angkatan Laut dunia yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 20 Agustus 2007.

Sebagai salah satu agenda kegiatan yang merupakan rangkaian dari WOC 2009 di Manado, sekaligus dalam rangka memeriahkan dan memperingati ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 64, Pihak Panitia Nasional Penyelenggaraan Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) tahun 2009 mengharapkan agar TNI AL dapat mengorganisir kegiatan Fleet Review sebagai salah satu rangkaian kegiatan WOC 09 dalam event Sail Bunaken 2009.

Event pokok dalam Sail Bunaken 2009 adalah Fleet Review (FR), open ships dan yacht rally, dengan puncak acara adalah Inspeksi Fleet Review oleh Bapak RI-1 pada tanggal 18 Agustus 2009. Direncanakan IFR ini akan dilaksanakan bersama-sama dengan menghadirkan tall ship dan kapal layar (lomba yang menempuh rute Darwin-Malaysia). Dalam FR 2009 ini pelaksanaan dan kesuksesannya akan menjadi tanggung jawab TNI AL. Sedangkan untuk menghadirkan tall ship dan yacht akan dikoordinir langsung oleh Dirjen P2S DKP (Pak Aji Sularso).

Konsep pelaksanaan secara umum:

1) Kapal-kapal perang akan dilegokan di perairan sebelah Barat Daya pelabuhan Bitung, dengan formasi mengikuti nama negara sesuai abjad dan tonase kapal.

2) Pada saat hari H akan dilaksanakan sailing pass di hadapan Presiden RI dan undangan VIP.

3) Saat pelaksanaan inspeksi akan diikuti oleh flying demo pesawat-pesawat TNI AL (seperti heli dan pesud patmar).

4) Kirab kota oleh para ABK kapal perang dan pentas budaya di Manado.

5) Khusus untuk Indonesia disarankan dapat diikuti oleh Taruna AAL, Akademi Maritim dan Organisasi Pelayaran.

6) Kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal perang asing akan disambut dengan KRI yang ditugasi khusus untuk itu.



BY. ME-009

PERIMBANGAN KEKUATAN ANGKATAN LAUT NEGARA TETANGGA

Let Your Heart be Touch by The TeNIAL,

Kekuatan Angkatan Laut kawasan regional, khususnya negara tetangga semakin maju dengan datangnya berbagai peralatan dan senjata yang lebih modern. Mengingat semakin meningkatnya kekuatan angkatan laut negara-negara tetangga tersebut, maka perlu adanya perimbangan kekuatan (Balance of Power) TNI/TNI Angkatan Laut, sehingga mampu memberikan dampak penangkalan (deterrent). Beberapa contoh kekuatan negara tetangga antara lain :

1) Australia. Memiliki 6 kapal selam Collins Class dengan persenjataan rudal Sub Surface to Surface Missile Sub-Harpoon, Torpedo dan ranjau. Australia juga diperkuat dengan kapal-kapal perang permukaan, heli maupun pesawat udara yang memperkuat jajaran Armadanya seperti : Frigate kelas Anzac Class yang dilengkapi heli AKS Kaman Sea Sprite dan pesawat patroli maritim P-3C Orion yang memiliki kemampuan peperangan Anti Kapal Permukaan (AKPA) maupun Anti Kapal Selam (AKS). Saat ini Australia sedang memproduksi Air Warfare Destroyer untuk menggantikan beberapa kapal-kapal perangnya yang dianggap telah tua. Pangkalan Utama Angkatan Laut Australia yang terbesar adalah yang berada di Australia Barat, yaitu Fleet Base West HMS Stirling di Fremantle, Perth, dimana merupakan pangkalan kapal selam dan sebagian frigate kelas Anzac. Pangkalan kapal-kapal patroli dan kapal bantunya berada di Utara yaitu HMS Coonawarra di Darwin, sebagian kapal fregat, kapal ranjau dan kapal bantu berpangkalan di Fleet Base East Garden Island Sydney.

2) Cina. Perkembangan ekonomi yang pesat telah mengubah Cina sebagai Negara yang dulunya sangat tertutup menjadi outward looking. Cina membutuhkan kekuatan Angkatan Laut yang handal untuk menjamin keamanan sea lines of communication (SLOCs) terkait dengan keamanan energi, jalur ekspor impor serta pengamanan investasi Cina di luar negeri. Cina memiliki Angkatan Laut yang sangat kuat terdiri dari 73 kapal selam berbagai jenis dan kelas termasuk kapal selam serang (SSN) dan berpeluru kendali balistik (SSBN) bertenaga nuklir, lebih dari 25 kapal perusak (destroyer), lebih dari 45 fregat, dan lebih dari 150 buah kapal cepat yang membawa Rudal atau senjata, dan jenis kapal lainnya. Dalam waktu dekat Cina akan mulai mengoperasikan kapal induk (eks kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov) dan mengembangkan kekuatan Angkatan Lautnya menjadi Blue Water Navy.

3) India. Angkatan Laut India memiliki 4 kapal selam kelas 209/1500, 10 buah kapal selam kelas Kilo (Project 877 EKM), 2 kapal induk (bekas kapal induk Inggris), beberapa Destroyer, Frigate dan Corvette buatan Rusia, Inggris maupun buatan dalam negeri. Saat ini AL India telah memesan 6 buah kapal selam kelas Scorpene dari Perancis yang persenjataan dan sensornya jauh lebih modern serta 6 buah kapal selam kelas Amur. Kedua jenis kapal selam tersebut akan siap pada tahun 2012 menggantikan kapal selam kelas Kilo yang semuanya akan di-dispose. Selain itu AL India juga akan mengganti kapal induknya dengan kapal induk buatan Rusia (eks kapal induk kelas Admiral Gorshkov) dan buatan dalam negeri kelas Vikramaditya. Pangkalan Angkatan Laut India yang Utama berada di Mumbai dan Vishakapatnam, sedangkan yang terdekat dengan wilayah Indonesia adalah di Kepulauan Andaman dan Nicobar.

4) Malaysia. Negara jiran ini mengoperasikan 2 kapal selam Scorpene dan 1 kapal selam latih Agosta 70 Class dari Perancis yang mampu membawa rudal Sub Surface to Surface Missile (Exocet SM-39), torpedo dan ranjau. Kapal-kapal perang lain yang dimiliki adalah Frigate kelas Lekiu yang dilengkapi heli Super Lynx, Corvette kelas Laksamana dan Meko 100 yang menjadi project korvet nasional kelas Kedah. Pangkalan AL Malaysia yang utama adalah berada di Lumut Semenanjung Malaysia dan di Teluk Sepanggar Kinabalu Malaysia Timur yang akan menjadi pangkalan kapal selam Malaysia. Sedangkan pangkalan AL Malaysia yang berdekatan dengan Laut Sulawesi maupun zona Ambalat adalah Tawao dan Simpurna yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai pangkalan aju unsur-unsur laut dan udaranya.


5) Singapura. Negara pulau ini memiliki AL yang kuat dan modern untuk melindungi kepentingan nasionalnya sebagai salah satu negara maritim Asia. AL Singapura memiliki 4 kapal selam kelas Challenger (eks kelas Sjoormen, Swedia), beberapa Frigate kelas Formidable (modifikasi dari frigate kelas Lafayette dengan teknologi stealth), Missile Corvette Vessel, Missile Gun Boat dan beberapa kapal patroli AKS yang umumnya dibuat di dalam negeri. AL Singapura saat ini juga telah memesan 2 kapal selam kelas Vastegotland dari Swedia dengan teknologi yang lebih modern. Pangkalan Angkatan Laut terpusat di Changi Naval Base sebagai pangkalan kapal selam, Frigate, Missile Gun Boat dan kapal-kapal Bantu serta Tuas Naval Base sebagai pangkalan kapal-kapal corvette dan kapal-kapal patroli.


BY.ME-009